Kamis, Januari 15, 2009

ISRAEL & HAMAS FUCK!!!

FUCK
anjing
saling tuding menuding
lempar tanggung jawab
ga mau berenti duluan sebelum yang lain berenti duluan
agresi, lu kira ini jaman purba?
jihad, emangnya bayi bisa jihad??
GOD!

Senin, Januari 12, 2009

Visit Palembang 2009 part2

JELAS DONG, udah susah2(ga juga) ke Palembang ga mungkin ga jalan2, ya ga? Beberapa TEMPAT WISATA yang kami kunjungi:

- Pulau Kemaro dengan berbagai unsur ke-Cina-annya


Loh kok kesannya angker gini nih foto. Pagoda(?) itu termasuk baru, baru 2,5 tahun kata ibu2 tua yang tinggal di ditu. belum diresmikan dan masih dikunci. Katanya biasanya sih pulau itu rame, ya piknik, ya sembahyang. Tapi karena waktu itu hari Jumat pagi, jadilah kosong melompong dari para pengunjung. Nyebrang dan keliling pulai naik perahu.


- Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya
Saya penasaran banget tempat apa ini. Dari awal saya baca di peta wisata, saya sudah sangat tertarik, apalagi judul bahasa Inggrisnya ‘Sriwijaya Archaelogical Sites’. Saya pikir bakal melihat situs2 penggalian.TERNYATA oh ternyata ini hanya sebuah taman yang sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat luas dengan satu bangunan utama (semacam pendopo) di tengah yang di tengah2nya terdapat seonggok batu prasasti yang dikurung kotak kaca kotor . Untuk apa tempat ini? Seakan2 menjawab pertanyaan saya, datang segerombolan anak muda dengan membawa skateboard. Dan, berlatihlah mereka di bangunan itu.


- Bukit Siguntang
Pemakaman. Ya, bayangkan sebuah bukit yang sedikit dimodifikasi dengan jalur2 pejalan kaki serta kendaraan, beberapa bangku, lampu, serta bangunan2 sederhana beratap yang digunakan untuk makam. Istimewanya? Inilah kumpulan makam para raja, putri, serta panglima kerajaan. Udara dekat makam semerbak dengan wangi2an bunga yang entah diletakkan oleh siapa.



-Benteng Kuto Besak
Yang satu ini paling membuat saya penasaran, tapi tidak terlalu memuaskan. Saya hanya bisa memandang tembok panjaaang yang sudah agak berlumut dengan tulisan “BENTENG KUTO BESAK”. Dalamnya sepertinya digunakan untuk kantor ke-militer-an. Andai saja ada seseorang yang bisa memperkenalkan & menjelaskan arti dan histori bangunan ini, tembok lapuk itu akan lebih berkesan bagi saya.



-Museum

Dengan bodohnya saya tidak mengetahui nama museum yang saya kunjungi. Kurang terawat, layaknya museum2 di mana2. Bangunan yang luas dan megah rupanya tidak bisa diimbangi dengan perawatan yang memadai. Terdapat banyak artefak, arca, prasasti, dan berbagai benda2 bersejarah lainya(maupun tiruannya). Ironisnya, ada satu ruangan yang sangat tertata, terawat, dan terfasilitasi dengan baik: ruangan tentang Melaka, Malaysia. Sepertinya dua pihak telah bekerjasama dalam hal ruang untuk bertukar pengetahuan tentang negeri masing-masing.




-Mesjid Agung
Selayaknya berbagai mesjid agung laiinya, terdapat di tengah kota yang padat, dipenuhi kaum lelaki saat sholat Jumat, megah dan luas. Sayang, karena saya sedang ‘berhalangan’ saya tidak masuk ke dalamnya.



- Jembatan Ampera



Inilah trade mark kota ini. Sungai Musi yang membelah kota ini menjadi daerah Ulu dan Ilir sangat lebar, namun bisa diseberangi dengan mudah. Dulunya, jembatan ini bisa diangkat agar kapal besar bisa tetap melaju di atas sungai di bawahnya. Sekrang, hal itu tidak mungkin lagi karena mobilitas penduduk sangat tinggi. Selama saya berada di sekitar jembatan ini, tidak pernah mobil tidak berbaris di atasnya.









Saya pun tidak menyia2kan kesempatan memandang(dan berfoto) pemandangan malam hari yang disuguhkan lampu jembatan ini. Spot yang bagus bisa ditemukan di restoran Riverside yang terletak tepat di samping Sungai Musi. Makan malam bisa Anda jalani dengan di-latar-belakang-i pemandangan tersebut.

Minggu, Januari 11, 2009

Visit Palembang 2009 part1





Bukan, saya sekeluarga bukan orang pemerintah yang ikut meramaikan program Visit Indonesia 2008 bla bla bla. Lagian program resminya harusnya udah rampung lha wong judulnya 2008. Buta. Saya buta akan wacana pariwisata di negeri sendiri, termasuk kota Palembang. Dengan lugu(bodoh)nya saya bertanya pada adik saya(yang suka sok pintar tp 'rada' lebih pintar dari saya), "Jal, Palembang tuh di mana sih?". Oke, sepertinya geografi saya yang jelek.


"Ke Palembang aja, mama mau beli pempek sekoper," usul(sekaligus keputusan) saat kami sekeluarga mendiskusikan liburan ini akan dipakai untuk apa.

Jujur, saya sama sekali tidak tertarik pada daya tarik kota Palembang yang memang tidak saya ketahui. Tertarik atau tidak, inilah wisata keluarga saya tahun ini(akan adakah wisata lain lagi tahun ini?semoga).


Inilah kisah per-wisata-an kami.


8-10 Januari 2009

Palembang, Sumatera Selatan
Yah, lumayan kan pengetahuan saya(sedikit) bertambah. Setidaknya sekarang saya "ngeh" Palembang itu di Pulau Sumatera. Plizz...Semoga dapat menambah pengetahuan Anda supaya tidak jadi seperti saya kelak..hhaha



AWALAN


Pemberangkatan dari Soekarno-Hatta lebih cepat dari jadwal! Waah..Keajaiban..bukan?


Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II















Dari bandara, kami langsung menuju Horison Palembang yang untungnya menyediakan Free Airport Pick Up. Sayang, sang supir tidak terlalu ramah dan pendiam. Sebagai satu2nya orang yang menyambut kami yang asing ini, harusnya dia-lah yang memberi perkenalan terhadap kotanya ini. Ya sudaah..liat2 saja sendiri(dari jendela mobil), sepertinya itulah yang tersirat dari sikapnya.Ok.Thx.


Apa yang pertama dilakukan sekeluarga yang sama sekali buta arah tapi ingin menuju tempat makan khas Palembang? Bertanya kepada tukang becak. Ok, bertanya saja tidak apa2, tapi kalau sampai pergi ke tempat yang jauh dengan melewati jalan raya di mana tidak ada becak melintas karena logikanya pasti sangat berat(arti harfiah) bagi seorang tukang becak untuk menggoes di jalanan yang naik turun seperti gunung dan pada akhirnya harus membayar Rp50ribu untuk satu becak(kami menggunakan 3 becak, God..), ITU SANGAT TIDAK MASUK LOGIKA SAYA.


Awalnya, si mama asal saja menentukan RM Pindang Mranjat Ibu Ucha di Jln. Demang Lebar Daun yang tercantum pada peta wisata dan bertanya kepada tukang becak yang sepertinya salah mengerti(apa karena beda logat dan bahasa?). Kami malah diantarkan ke RM Pindang Musi Rawas yang memang tidak terlalu jauh dari hotel(dan juga tercantum di peta wisata, berarti cukup terkenal juga, kan?). Si Mama ngotot ingin ke tujuan awal YANG TERNYATA SI TUKANG2 BECAK juga pada ga tahu di mana. Susur...susur saja terus jalanan yang sudah saya deskripsikan sebelumnya. Ditemani dumelan saya sepanjang jalan.


WISATA KULINER

Itulah sebagian besar yang saya sekeluarga(yang isinya para pemakan rakus kecuali mama) lakukan di Palembang. Rangkumannya:


- Pindang: Patin, Tulang, Udang. Tulang? Ternyata adalah semacam iga/buntut sapi. Pindang yang saya rasakan di Ibu Ucha rasanya seperti TomYam dan berkuah merah, sedangkan di Mahkota Indah(katanya RM khas Palembang pertama) agak lebih hambar dan berkuah kuning. Udang2 yang disajikan di Palembang juga kelas kakap semua alias besaaar.


- Tempoyak: seperti pepes ikan dengan bumbu durian. Ok karena saya tidak suka buah termasuk durian yang "khas", saya tidak mencoba.


- Ikan Malas/Betutu: Ini sih beli di restoran hotel.Tekstur dan rasanya seperti daging kepiting. Tapi ikan.


- Pempek: EK Dempo dan Nony.







Kalau ingin mencoba pempek asli dari ikan belida tanpa campuran(ikan lain)sehingga tidak terlalu amis, dan pempek isi telur bebek, belilah di EK Dempo meskipun tentu lebih mahal. Pempek buatan Nony lebih murah namun lebih amis. Tergantung selera sih. Enaak(sampai sekarang masih ketagihan).

- Mie Celor: Di Mie Celor 26. Unik, seperti spagheti dengan kuah kental yang agak manis dan potongan telur. Mungkin ada campuran susu? Ada juga serpihan2 daging udang dan sayur-sayuran. Ya, serpihan alias kecil2 sekali. Itu juga kalau ga salah lihat.


- Martabak HAR: Saya membelinya sama si mama di Toko Kopi HAR Jln Jend. Sudirman dekat Masjid Agung. Martabak telur. Benar2 terdiri dari 2 lapisan: atasnya lapisan telur yang tebal, bawah lapisan tepung. Disirami kuah kari yang rasanya seperti kuah sate padang dengan hancuran kentang. Nikmat, walaupun saya tidak lapar, saya sanggup menghabiskannya.


- Lempok Durian: Semacam dodol durian lah, manis, kenyal, coklat(warnanya).
- Es kacang merah: Favorit saya! Seperti es campur, tentu rasanya manis dengan campuran susu. Isinya cendol, tape, cincau, dll layaknya es campur, tapii tapi tapi ya jelas ada KACANG MERAH nya yang surprisingly melengkapi rasa dengan kegurihannya. Wuiih. Cuma, kami minta diantarkan ke ES MAMAT eh malah sampainya di ES MEMET. Ini apa peta wisatanya yang salah cetak apa gimana. Ya sudah, enak kok.
- Apa lagi ya: Jelas ga ada makanan yang namanya apa lagi. Apa lagi pakai "ya".

2009

Saya lupa ada blog ini.
Pake lagi ahh...

Awal bikin ini pas liburan.
Lanjutin lagi pas liburan juga.
Eits, tapi kali ini liburan kuliahan, bukan sma-an lagi.
Ada perubahan?
Let's see..